Berpetualang, yap! Itulah yang paling disukai oleh Reza, siswa SMP kelas
9 itu. Ia paling senang jika diajak
jalan-jalan ke hutan maupun pantai. Reza memang bukan murid pintar dikelasnya.
Ia terkenal akan kenakalan & kejahilannya, akan tetapi kalau sudah berurusan
dengan pelajaran, ia berubah menjadi sosok yang serius & antusias, ia juga
tidak pernah menyontek jika ada ulangan maupun tes. Tidak mengherankan kalau ia
terlihat cuek jika diajak bercanda maupun menjahili temannya ketika belajar.
Sahabat karibnya, Firman juga sehobi dengan Reza, yaitu berpetualang. Reza
& Firman sudah bersahabat selama 2 tahun. Karena hobi mereka sama, tidak jarang Reza &
Firman pergi berpetualang bersama-sama. Persahabatan mereka sudah sangat erat.
Pada sore hari, seperti biasanya,
Reza pergi ke rumah Firman untuk bermain-main, tiba-tiba Firman mengajak Reza
untuk pergi berpetualang di suatu tempat.
”Eh, Za! Besok kita pergi
berpetualang lagi yuk? Kan
besok hari Minggu & hari Seninnya kita libur!” ajak Firman.
”Boleh, mau kemana kita?”
jawab Reza.
”Aaaah, ada deh. Ikut aja
besok! Aku yakin pasti seru! Soalnya Ilham juga mau ikut, jadi ramai deh.”
jawab Firman.
”Duuuh, kemana sih? Baguslah
kalau Ilham mau ikut, kan jadi ramai juga...”
”Ya udah, besok kamu harus
siap-siap pukul 7. Kita ngumpul disini, ok?”
”Oke deh..”
Pagi pun datang, bunyi kokok
ayam pun telah terdengar. Jam masih
menunjukkan pukul 06.30, Reza telah bersiap-siap untuk makan. Ibu Reza tidak
pernah khawatir akan anaknya yang mempunyai hobi berpetualang tersebut, karena
itu sudah menjadi keturunan dari ayahnya yang juga suka berpetualang.
”Bu, Reza pergi dulu ya...” pamit
Reza.
”Iya, hati-hati ya nak! Oh iya, kamu mau pergi berpetualang kemana
lagi?” tanya Ibu.
”Tidak tahu, Bu. Firman yang
mengajak Reza. Tapi ibu tenang ya, Ilham juga ikut.” jawab Reza.
”Kok tidak tahu sih? Ya sudah,
hati-hati ya dijalan, ini ibu buatkan nasi goreng untuk kamu & ini juga ada
cemilan buat kamu, Firman, & Ilham.” ujar Ibu.
”Terima kasih ya, Bu. Reza
pergi dulu, Assalammualaikum.” pamit Reza.
Reza pun pergi menuju rumah Firman, & ternyata
disana sudah ada Ilham yang menunggu.
”Yuk,
kita pergi sekarang?” ajak Firman.
”Ayo!”
jawab Reza & Ilham.
Reza & Ilham tidak
mengetahui kemana mereka akan pergi, yang tahu hanyalah Firman seorang. Akhirnya mereka pun sampai di tempat
tujuan, setelah melalui perjalanan menggunakan sepeda 2 jam.
”Tempat
apa ini?” tanya Reza.
”Iya,
tempat apa ini?” Ilham pun ikut bertanya.
”Ini
dia! Hutan Karikatus! Kita kan belum pernah ke sini, katanya disini banyak binatang
& tumbuhan langka, tapi jarang ada orang yang datang ke hutan ini, entah
kenapa.” jawab Reza.
”Ih,
kayaknya serem deh. Tapi kayaknya juga seru.” ujar Ilham.
”Yah,
Ilham. Makanya sering-sering ikut kita, jadi nggak penakut! Ayo kita
berpetualang sekarang!” ajak Reza.
Mereka pun masuk ke Hutan
Karikatus itu, & ternyata hutan tersebut adalah hutan misterius yang di
dalamnya terdapat gua-gua & lubang-lubang menjebak yang apabila kita masuk
atau jatuh kedalam gua atau lubang tersebut, kita akan langsung masuk ke dunia
misteri, dimana belum ada orang yang selamat atau bisa keluar dari dunia
tersebut.
Mereka
akhirnya berjalan semakin dalam ke hutan tersebut, &
tiba-tiba langit berubah jadi mendung & hujan pun turun. Mereka segera
mencari tempat untuk berteduh. Akhirnya mereka menemukan sebuah gua, didalam
sana mereka berteduh.
”Huuhh,
kenapa sih harus hujan?” keluh Firman.
”Iya
nih, nggak seru jadinya...”sambung Reza.
”Perasaan
aku nggak enak nih....” ujar Ilham.
”Husss, kamu ini! Jangan ngomong yang nggak-nggak”
larang Firman.
”Iya, maaf, maaf...” kata Ilham.
Didalam gua itu, Reza, Ilham,
& Firman meilhat beberapa ekor kucing, spontan Reza mengejar kucing-kucing
tersebut & diikuti oleh Firman & Ilham.
”Eh,
ada kucing tuh! Kok banyak ya? Kita ikutin yuk?” ajak Reza.
”Yuk!”
sahut Firman & Ilham.
Mereka tidak menyadari bahwa
kucing-kucing tersebut telah membawa mereka masuk kedalam gua. Tiba-tiba. . . .
. .
”Aaaaaaaaa . . . . Reza! Ilham! Tolong!” teriak
Firman.
Ternyata Firman jatuh ke
sebuah lubang, untung saja ia berpegangan pada sebuah akar. Reza & Ilham
pun membantu Firman. Tapi, tiba-tiba tanah yang Ilham & Reza injak terbelah
menjadi 2 bagian. Reza, Ilham, serta Firman jatuh kedalam lubang tersebut,
mereka telah memasuki dunia misteri & mereka akan berpetualang disana.
Reza,
Ilham, & Firman pun pingsan untuk beberapa saat. Ketika Reza membuka
matanya setelah pingsan tadi, ia terkejut melihat lingkungan di sekitarnya,
langit-langit berwarna hijau, berkabut dengan warna biru, serta suara-suara
yang menyeramkan. Reza
melihat Ilham & Firman yang belum sadarkan diri, segera membangunkan
mereka.
”Ilham! Firman! Bangun!” ujar
Reza.
Setelah berkali-kali mencoba menyadarkan
Ilham & Firman, akhirnya mereka pun sadar.
”Ada apa ini? Dimana kita?” tanya Ilham
takut.
”Aku nggak tau! Aku nggak tau!” jawab
Reza.
”Ini adalah dunia misteri, Hutan
Karikatus!” cetus Firman.
”Apa?
Apa maksudmu, Man? Dunia misteri apa?” tanya Reza.
”Maaf
ya, teman-teman. Aku tidak jujursama kalian. Sebenarnya Hutan Karikatus itu angker,
setiap orang yang masuk kesana tidak akan kembali karena masuk ke dunia misteri
ini.” jelas Firman.
”Apa? Ya ampun Firman, kenapa kamu tidak
bilang ke kita kalau kita sebenarnya sedang menantang maut!” ungkap Ilham.
”Iya,
Man. Kenapa kamu tidak bilang ke aku? Kamu tahu nggak, disini kita nggak bisa
apa-apa” jelas Reza.
”Maafkan
aku, teman-teman. Aku nggak bilang karena kita ini adalah anak-anak petualang,
& aku yakin kita bisa keluar dari sini!” jawab Firman.
”Benar
juga katamu, ya sudah, kita harus bekerja sama untuk keluar dari sini!” ungkap
Reza.
”Baiklah,
kamu nggak marah kan, Ham?” tanya Firman.
”Sedikit, tapi sekarang gimana caranya
kita keluar dari sini?” tanya Ilham.
”Tenang
aja, aku pernah dengar dari orang-orang, kalau mau keluar dari sini kita harus
menemukan Pintu Gerbang Karikatus.” jelas Firman.
”Dimana
itu?” tanya Reza.
”Aku
juga tidak tahu pastinya dimana, lebih baik sekarang kita mulai saja
petualangannya!” ajak Firman.
”Ayo!”
jawab Ilham & Reza.
Mereka
akhirnya melakukan petualangan di dunia misteri, di sana mereka melihat hal-hal
yang aneh. Seperti ada sebuah perkampungan tetapi tidak ada penduduknya, adanya
ular yang berwajah singa, burung yang bisa berenang, kadal-kadal yang terbang,
kucing raksasa, pegasus/kuda bertanduk, jenis-jenis spesies dinosaurus, dan
banyak lagi. Tiba-tiba Reza, Firman, & Ilham dihadang oleh sesosok makhluk.
”Siapa
kamu?” tanya Reza takut.
”Iya,
siapa kamu? Mau apa disini?” tanya Firman.
Sementara Ilham ketakutan.
Makhluk itu seperti manusia, tetapi berwajah macan & berbadan kadal.
”Saya adalah penguasa di
daerah ini, nama saya Demala. Siapa kalian?” tanya makhluk itu.
”Kami berasal dari dunia
manusia & sekarang kami tersesat di tempat ini.” jelas Reza.
”Oh, jadi begitu. Kalian tidak
perlu takut kepada saya, saya sudah biasa menolong manusia-manusia yang
terjebak di sini, tetapi para manusia-manusia tersebut lari karena takut kepada
saya, sehingga akhirnya mereka keluar dari daerah saya & tidak kembali ke
dunia mereka. Siapa nama kalian? Baru kali ini saya menjumpai manusia-manusia
seberani kalian.” ungkap Demala.
”Nama saya Reza, ini teman
saya, Ilham & Firman.” jawab Reza.
”Ya sudah, sekarang kalian
ikut saja dengan saya, tidak perlu takut, saya janji tidak akan berbuat
macam-macam pada kalian.” ajak Demala.
Ternyata makhluk itu adalah
penguasa di tempat Reza, Ilham, & Firman tersesat. Demala ternyata sifatnya
tidak seperti tampilannya yang menyeramkan, ia baik hati & suka menolong.
Di perjalanan menuju rumah Demala, Demala menceritakan bahwa dunia misteri ini
adalah dunia dimana semua misteri-misteri di dunia manusia terdapat disini,
dari tentang misteri segitiga bermuda, pulau Atlantis, bahkan bangkai pesawat
Adam Air yang jatuh beberapa tahun lalu ada disini. Semuanya membuat Reza,
Firman, & Ilham takjub akan misteri-misteri yang tidak diketahui oleh
manusia. Akhirnya mereka pun sampai di rumah Demala. Rumah Demala berbentuk
oval dengan warna hijau. Anehnya, rumah tersebut melayang, tidak menyentuh
tanah. Reza, Firman, & Ilham semakin tercengang dibuatnya.
”Kalian
mau makan apa?” tanya Demala.
”Tidak
usah, terima kasih. Kami sudah membawa makanan sendiri.” jawab Firman.
”Ya
sudah, terus sekarang kalian mau berbuat apa di sini?” tanya Demala.
”Kami
hanya ingin menemukan Pintu Gerbang Karikatus, supaya kami bisa keluar dari
sini.” jelas Firman.
”Ooh, begitu. Saya tahu dimana pintu
gerbang tersebut berada.” ujar Demala.
”Kamu
tahu dimana pintu gerbang tersebut? Tolong beri tahu kami dimana pintu itu! Tolong!” pinta Reza.
”Saya
akan mengantarkan kalian ke sana, tapi jika kalian ingin pergi ke sana, kita
harus melewati Hutan Raksasa & Jalur Atlantis.” jelas Demala.
”Hutan
Raksasa? Jalur Atlantis? Apa itu?” tanya Reza.
”Di
Hutan Raksasa, kita harus melewati hutan tersebut tanpa diketahui oleh para
raksasa-raksasa disana, sedangkan Jalur Atlantis adalah jalur yang melewati
Kota Atlantis & disana kita harus membuat barang yang bisa ditukar dengan
koin emas untuk membuka Pintu Gerbang Karikatus.” jelas Demala.
”Ya, sudah. Ayo kita berangkat sekarang!” ajak
Reza.
”Ayo!” jawab Ilham, Reza, & Demala.
Mereka
pun pergi menuju hutan Raksasa & tidak terlalu lama di perjalanan mereka
pun sampai di Hutan Raksasa. Ternyata benar, di sana banyak sekali para raksasa
& ukuran pohon disana lebih besar dari biasanya, siapapun tidak boleh
melewati hutan tersebut karena disana adalah tempat tinggal & wilayah para
raksasa. Jadi, jika ingin melewati hutan tersebut, Reza, Firman, & Ilham
harus bersembunyi di balik pohon-pohon yang ada di dalam hutan tersebut.
”Sekarang
kita sudah sampai, supaya kita bisa melewati hutan ini,kita harus bersembunyi
dibalik pohon. Setiap raksasa
itu lengah, kalian lari ke pohon satunya untuk bersembunyi. Jika kalian
berhasil keluar dari hutan tersebut, kalian sudah aman. Karena raksasa-raksasa
tersebut tidak bisa keluar dari wilayahnya. Bisa?” tanya Demala.
”Bisa! Jadi kamu bagaimana?” tanya Reza.
”Iya, kamu bagaimana?” tanya Firman.
”Tenang
saja, kalian tidak perlu memikirkan saya, yang penting lakukan apa yang sudah
saya katakan tadi.” jawab Demala.
”Baiklah”
jawab Reza, Firman, & Ilham.
Akhirnya mereka pun memulai
untuk bersembunyi, masing-masing anak sudah mengambil posisinya sendiri. 10,
13, 15, 17, 20. 23, 25 pohon telah berhasil mereka lewati, sekarang tinggal 15
pohon lagi untuk dilewati oleh mereka. Saat tinggal 2 pohon lagi untuk mereka
lewati, tiba-tiba Ilham terjatuh & membuat salah satu raksasa mengetahui
keberadaan Reza, Firman, & Ilham. Reza pun segera merangkul Ilham &
berlari sekuat-kuatnya untuk keluar dari hutan tersebut. Untung saja mereka
berhasil keluar sebelum raksasa tersebut menangkap mereka.
”Huuuhh...
kenapa sih kamu bisa jatuh, Ham?” tanya Firman sambil mencari nafas.
”Duuhh,
kaki ku itu tersangkut akar-akar disitu. Tuh, lihat kaki ku sampai luka.” jawab Ilham.
”Ya udah, yang penting sekarang Ilham
selamat & kita aman.” ungkap Reza.
Tiba-tiba Demala muncul.
”Bagaimana?
Hampir saja kalian ditangkap oleh mereka.” ujar Demala.
”Iya
nih, si Ilham jatuh, hampir saja tadi. Aduh, capek sekali.” keluh Firman.
”Ya sudah, sekarang ayo kita selesaikan
tantangan terakhir kita” ajak Demala.
”Baiklah”
ujar Ilham, Reza, & Firman kelelahan.
Reza,
Firman, & Ilham pun melanjutkan perjalanan ke jalur Atlantis. Di Jalur Atlantis mereka harus membuat
barang-barang yang bisa mereka tukarkan dengan koin emas agar bisa membuka
Pintu Gerbang Karikatus. Setelah sampai di sana, ternyata benar, Jalur Atlantis
adalah jalur yang melewati kota Atlantis. Reza, Firman, & Ilham takjub
melihat peradaban orang-orang Atlantis yang selama ini menjadi misteri di dunia
manusia. Di sana mereka harus membuat barang yang bisa ditukar dengan koin
emas, tapi untuk mendapatkan 1 koin emas, mereka harus mengumpulkan 10 koin
perak untuk ditukarkan dengan 1 koin emas.
”Sekarang
kita sudah sampai, jadi kini tinggal kalian yang berusaha untuk mengumpulkan 10
koin perak untuk ditukarkan dengan 1 koin emas, buatlah sesuatu yang berguna!
Saya akan menunggu kalian di pintu gerbang ya. Selamat berjuang!” ucap Demala.
”Baiklah!”
sahut Reza, Firman, & Ilham.
Demala pun pergi meninggalkan mereka.
”Eh, buat apaan nih? Aku bingung!” keluh
Ilham.
”Hmmm... gimana kalau kita membuat
kerajinan anyaman? Kan disini banyak pohon kelapa!” jawab Reza.
”Iya!
Betul katamu, Za! Kan ada pohon kelapa, pasti ada buahnya. Buahnya kita buat
minuman kelapa, terus batoknya kita buat mangkok sama mainan untuk anak-anak.
Mungkin bisa laku!” ujar Firman.
”Ide
bagus itu!” sahut Ilham.
Akhirnya, mereka pun membuat
kreasi-kreasi yang telah dibicarakan tadi. Reza, Firman, & Ilham membuat 5
anyaman dari daun kelapa, 4 mangkok berisi kelapa, 3 buah mainan batok kelapa
untuk anak-anak, & 3 mangkok hasil kreasi mereka masing-masing. Barang-barang tersebut akhirnya ditukarkan
dengan koin-koin perak oleh para pedagang disana. Dengan kerja keras, mereka
berhasil mengumpulkan 15 keping koin perak, & akhirnya ditukarkan dengan 1
koin emas. Sisa koin perak yang ada rencananya akan diberikan ke Demala.
”Alhamdulillah, akhirnya kita dapat koin
emas juga! Ayo kita susul Demala!” ajak Ilham.
”Senang
banget kamu? Ayolah kita pergi sekarang!” jawab Reza.
Mereka pun menyusul Demala, dengan suka ria mereka
berlari menuju pintu gerbang yang sudah semakin dekat. Akhirnya mereka pun
bertemu dengan Demala.
”Bagaimana?
Sudah ada koin emasnya?” tanya Demala.
”Sudah ada, Demala. Ini koin emasnya & 5 koin
perak ini untukmu.” ujar Reza.
”Wah, terima kasih ya. Kalian memang
anak-anak yang baik, terima kasih ya!”
”Iya, sama-sama. Lagipula, kamu kan sudah
menemani kami untuk keluar dari sini.” jawab Reza.
”Iya, betul” sambung Firman
& Ilham.
”Ya
sudah. Sekarang, masukkan koin emas itu ke celah disamping pintu itu &
pintu itu akan terbuka” jelas Demala.
”Iya,
sebelum kita pergi, kita hanya ingin ucapkan terima kasih. Terima kasih banyak ya, Demala!” ujar Reza
sambil menangis haru.
”Iya,
tidak usah cengeng, anak laki-laki tidak boleh begitu. Sudahlah, kalian jangan
menangis. Pesan saya hanya, jangan ceritakan apa yang kalian alami disini.
Karena itu bisa berakibat fatal, bsia-bisa nanti terjadi kehancuran dimana-mana
bila rahasia ini terungkap. Kalian bisa jaga rahasia kan?” tanya Demala.
”Pasti bisa! Kami akan jaga rahasia ini. Petualangan ini tidak akan kami lupakan.”
jawab Reza sambil memeluk Demala.
”Iya,
kami akan jaga rahasia.” sambung Ilham & Firman yang juga ikut memeluk
Demala.
Akhirnya mereka pun memasukkan koin emas
& pintu gerbang itu terbuka. Mereka masuk ke pintu tersebut & melihat
cahaya yang menyilaukan, ketika mereka membuka mata, mereka terkejut karena
mereka sudah berada di depan Hutan Karikatus. Mereka pun akhirnya pulang dengan
membawa cerita petualangan yang tidak bisa mereka lupakan seumur hidup.