Rabu, 29 Agustus 2012

SURAT UNTUK BINTANG ( CERPEN BY FITHRIYYAH )

Sudah 3 hari aku merasa tidak enak badan, ntah kenapa akhir-akhir ini aku badanku terasa lemas, cepat lelah, & pusing. Sehingga membuat aku tidak semangat belajar di sekolah.
“Kamu sudah minum obat, Bin?” tanya ibu
“Belum, bu. Nanti saja, soalnya Bintang belum makan” jawabku
“Jangan lupa minum obat ya, nak. Nanti sore mau ke dokter tidak?”
“Tidak usah, bu. Mungkin Bintang Cuma kecapekan karena baru selesai Ujian Sekolah”
Keluarga ku memang termasuk keluarga yang sederhana, sehingga aku tidak mau terlalu membebani ibu dalam mengeluarkan uang. Aku kadang membantu paman memetik cabe dikebunnya, sehingga ada sedikit tambahan rejeki untuk aku jajan disekolah. Meskipun aku baru duduk dikelas 9 SMP, tetapi aku sudah disuruh untuk belajar mandiri oleh ayah, maka dari itu aku sudah mulai mencari pekerjaan, meskipun hanya pekerjaan sementara.
***
“Bu, Pak,  Bintang pergi sekolah dulu ya. Assalamualakum” salam ku sambil bergegas ke sekolah
Aku berangkat bersama sahabatku, Nana menggunakan sepeda. Diperjalanan kami berbincang tentang rencana tour yang akan datang. Tiba-tiba aku kembali merasakan pusing, disertai mimisan. Nana yang melihat itu segera turun dari sepedanya & menolongku.
“Kamu kenapa, Bin? Tanya Nana
“Ga tau nih, akhir-akhir ini aku sering sakit kepala & capek. Tapi, baru kali ini mimisan” jelasku
“Kamu udah ke dokter?”
“Belum”
“Kenapa belum? Ntar pulang sekolah kita ke dokter yah?”
“Tapi…”
“Ihh, udah. Ga pake tapi-tapian, ntar kenapa-kenapa baru tau. Tante sama Om udah tau belum kalau kamu sakit?”
“Udah, tapi aku bilang aja kalau aku Cuma kecapekan karena abis Ujian Sekolah kemarin”
“Ohh, pokoknya pulang sekolah kita langsung ke dokter. Oke?”
“Iya deh”
Aku tidak bisa menolak ajakan dari Nana, karena Nana itu orangnya sedikit keras kepala, jadi semua kemauan dia yang menurutnya baik pasti harus dituruti.
***
Setelah pulang sekolah, aku & Nana pergi ke dokter terdekat untuk memeriksakan diri. Untung saja, hari ini aku membawa uang lebih untuk membayar biaya pemeriksaan nanti.

“Gimana dok keadaan teman saya?” tanya Nana
Sedangkan aku baru saja turun dari tempat pemeriksaan
“Sepertinya teman adik terkena Leukimia, tetapi ini perlu diberi tindakan lanjut dengan memeriksakan teman adik ke Rumah Sakit yang lebih lengkap perawatannya” jelas dokter
“Apa? Leukemia?” ujar ku
“Wah, serius dok? Kira-kira udah parah belum Leukimianya dok?” tanya Nana
“Kalau menurut hasil pemeriksaan saya, sepertinya sudah hampirn parah. Karena belum ada tindakan untuk mengobatinya. Sebaiknya dibawa ke Rumah Sakit, supaya penyakitnya tidak semakin parah”
“Ohh, baiklah dok. Kalau begitu terima kasih ya, dok. Kami pulang dulu”
“Sama-sama, hati-hati dijalan ya dik”
Aku tidak menceritakan hal ini kepada Bapak & Ibu, karena aku tidak mau membuat mereka khawatir. Setelah pulang dari pemeriksaan, Nana langsung mengajakku pergi ke Rumah Sakit untuk mengetahui kebenaran penyakitku. Aku melakukan tes darah & harus menunggu 3 hari untuk menerima hasil tes. Aku & Nana pun pulang.
***
Bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa masuk ke kelasnya masing-masing termasuk juga aku. Hari ini pelajaran Pak Rio guru Bahasa sekaligus walikelasku. Setelah mengucapkan salam & berdoa, Pak Rio mengenalkan seorang murid baru kepada siswa kelas 9A.
“Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Namanya Kevin, ayo perkenalkan dirimu nak” ujar Pak Rio
“Hai teman-teman, nama saya Kevin, saya pindahan dari SMP 21 Sanggau. Semoga kita bisa berteman baik ya” ujar siswa baru tersebut
Setelah itu, Pak Rio menyuruh siswa baru itu duduk. Kebetulan, Agus selama ini duduk sendiri, jadi Kevin dipersilahkan Agus duduk disampingnya.
Siswa baru tersebut sepertinya merupakan anak yang pintar, karena sewaktu Pak Rio memberi tugas, ia bisa mendapat nilai 10.
“Kayanya tuh cowo pintar deh” ujarku
“Iya tuh, langsung dapet 10 lagi tugasnya itu” sambung Nana
“Gimana kita ntar kenalan sama dia aja? Mau ngga?”
“Ide bagus. Mau deh…”
Saat istirahat, aku & Nana pun mengajak siswa baru itu berkenalan.
“Hai, kenalin aku Bintang & ini sahabat aku Nana” ujar ku
“Hai juga, aku Kevin” jawabnya sambil tersenyum
“Oh iya, kamu itu pintar ya? Tugas aja bisa dapat 10. Hehe” kata Nana
“Ah, ngga juga kok. Mungkin Cuma kebetulan aja” jawab Kevin
“Kalo boleh tau, rahasianya apa sih? Kasi tau donk” goda ku
“Hahaha, ga ada rahasianya, Bin. Cuma belajar dengan tekun aja, Insya Allah kita jadi bisa ngerjain soal apapun” ujarnya
Ternyata Kevin itu seorang cowo yang ramah, friendly, & humoris. Sebentar saja aku & Nana sudah bisa akrab dengannya. Sepulang sekolah Kevin mengundangku untuk datang kerumahnya untuk menghadiri acara selamatan nanti sore karena mereka baru saja menempati rumah baru. Aku & Nana pun menerima ajakannya tersebut.
Rumah Kevin tidaklah mewah, sederhana sekali. Orang tuanya ramah kepada aku & Nana, menurutku keluarga Kevin adalah keluarga sederhana tetapi bahagia. Selain itu, ternyata Kevin sering membantu Ayahnya bekerja di perkebunan, baik sayur atau buah. Aku menjadi kagum padanya.
3 hari pun berlalu, Nana mengingatkan ku untuk mengambil hasil tes di Rumah Sakit, rencananya sepulang sekolah aku & Nana baru akan pergi ke Rumah Sakit. Tetapi, saat dalam perjalanan ke Rumah Sakit, aku & Nana bertemu dengan Kevin. Alhasil, Kevin pun ingin ikut dengan kami, aku pun mengizinkannya.
“Emang kamu sakit apa sih, Bin?” tanya Kevin
“Katanya sih Leukimia, tapi ini juga butuh hasil tes untuk pembenarannya” jawab ku
“Wah, Leukimia? Kok bisa sih?”
“Aku juga ga tau”
“Moga aja ga terjadi apa-apa ya sama kamu”
“Iya, makasih ya, Vin”
Jantungku berdetak kencang ketika ingin membuka surat hasil tes tersebut. Alangkah terkejutnya, ternyata aku positif mengidap Leukimia. Aku pun menangis, hidupku serasa tidak berguna lagi. Nana & Kevin pun berusaha menenangiku.
“Sabar, Bin. Mulai sekarang kamu harus banyak minum obat, terus makan makanan yang sehat” ujar Nana
“Betul tuh, yang penting sekarang tetap optimis aja ya. Insya Allah penyakit kamu bisa sembuh” sambung Kevin
“Tapi umur aku udah ga lama lagi, aku sedih banget” kataku
“Hussh…! Ga boleh ngomong kaya gitu. umur, jodoh, rezeki itu Tuhan yang atur. Jadi kamu ga boleh sedih ya” kata Kevin menyemangatiku
“Betul tuh” sambung Nana
Sejak saat itu, aku menjadi pemurung & tidak semangat. Aku juga lebih sering sakit kepala & mimisan, kedua orang tua ku tidak ku beritahu tentang hal ini. Aku semakin takut jika mereka khawatir & sedih atas penyakitku ini. Aku tahu mungkin semua ini salh, tetapi aku tidak mau merepotkan kedua orang tuaku.
Keesokkan harinya, aku bersekolah seperti biasa. Tetapi hari ini, Kevin tidak masuk sekolah. Aku tidak tau mengapa, padahal baru kemarin dia menyemangati aku pada saat di Rumah Sakit.
“Eh, Kevin kemana? Kok ga masuk sekolah?” tanya ku pada Agus
“Dia sakit, dia ada ngirim surat” jelas Agus
“Ohh, demam ya?”
“Mungkin aja kali”
Aku pun sedikit lega mendengar penjelasan dari Agus. Rencananya aku & Nana mau menjenguk Kevin sepulang sekolah.
***
“Assalammualaikum, Kevin” salam ku & Nana
“Waalaikum salam, eh ada Bintang & Nana. Yuk masuk” jawab ibu Kevin
“Iya, tante. Kevin ada?” tanya Nana
“Ada ,kok, dia lagi demam jadi tidak sekolah” jelas ibu Kevin
“Ohh, iya tante. Tadi aku juga tau dari Agus” kata ku
“Duduk dulu ya, biar tante buatin minum”
“Ga usah repot-repot tante, saya & Nana Cuma sebentar kok”
“Ohh, ya sudah. Tante tinggal dulu ya”
“Iya tante”
“Kamu ga kenapa-kenapa, Vin? Pucat banget kamu” tanya ku
“Ga kenapa-kenapa kok, palingan 3 hari aku juga udah sekolah lagi” jawab Kevin
“Ohh, banyak-banyak istirahat ya” ujar Nana
“Iya, makasih. Oh iya, ada PR ga?”
“Ga ada kok, Cuma ngerjain tugas aja”
“Ohh, syukurah”
“Emm, udah dulu ya, Vin. Aku & Nana mau pulang dulu, soalnya udah siang. Takutnya dimarahin orang tua lagi. Hehehe” kata ku
“Iya, hati-hati ya”
“Oke, cepat sembuh ya. Kami pulang dulu, Assalammualaikum”
“Waalaikumsalam”
***
Sudah seminggu Kevin tidak masuk sekolah, & tidak ada kabar darinya, baik melalui surat ataupun informasi dari Agus. Aku khawatir akan keadaan Kevin.
“Eh, Bin. Ada kabar dari Kevin ga?” tanya Nana
“Ga ada, Na. Kok demam bisa sampe seminggu gini ya?” tanyaku
“Aku juga ga tau, Bin. Gimana kalau kita jenguk dia lagi besok?”
“Boleh, mumpung libur gitu”
“Sekalian beliin dia buah, mau ngga”
“Ide bagus tuh”
“Siip”
Keesokkan harinya aku & Nana pergi ke toko buah dahulu, untuk membelikan Kevin buah, setelah itu kami lanjutkan pergi kerumah Kevin.
“Assalamualaikum, Kevin” salam ku & Nana
“Waalaikumsalam, Bintang? Nana?” jawab ibu Kevin
“Kevinnya ada tante?” tanyaku
Tiba-tiba ibu Kevin terdiam sebentar, sesudah itu dia menyuruh kami masuk ke rumah. Di dalam rumah, ibu Kevin duduk disampin ayah Kevin & menangis. Aku & Nana yang tidak tahu apa-apa hanya bisa heran.
“Ibu kenapa? Kevin mana bu?”
“Nak, sebenarnya Kevin telah meninggal 2 hari yang lalu” ujar Ayah Kevin
Aku & Nana terkejut mendengar hal itu, seketika air mata ku tak dapat dibendung lagi.
“Memangnya dia kenapa om? Kenapa tidak kasi tau kami?” tanya Nana sambil menangis
“Di sebenarnya mengidap penyakit Leukimia, tetapi sudah patah & tidak bisa disembuhkan lagi. Sehingga ia sering sekali sakit, & kemarin ia tak dapat bertahan lagi. Kami tidak memberitahu kalian karena sesuai dengan permintaan Kevin. Karena ia tidak ingin teman-temannya sedih akan kepergiannya” jelas Ayah Kevin
Aku & Nana hanya bisa menangis terisak-isak, aku tidak percaya bahwa Kevin telah tiada, rasanya baru kemarin aku melihat senyumannya. Namun sekarang ia sudah tiada lagi.
“Oh iya, nak. Kevin ada menitipkan surat ini untuk kalian. Om Cuma amu kinta maaf jika selama Kevin berteman dengan kalian, ia banyak melakukan kesalahan” ujar Ayah Kevin sambil memberikan sebuah surat.
Dear Bintang,
Bintang, mungkin saat kamu buka surat ini, aku sudah tidak ada lagi di hadapan kamu. Aku mau minta maaf karena aku ga bisa nemenin kamu untuk melawan penyakit leukimia kamu. Sejujurnya, aku juga terkena penyakit leumimia, Bin. Penyakit aku udah ga bisa disembuhkan lagi, jadi aku Cuma bisa menghitung hari. Tetapi, sambil menghitung hari tersebut, aku melakukan hal-hal yang berguna buat ku ataupun orang lain. Seperti membantu kedua orang tuaku bekerja di kebun, belajar dengan giat, karena aku tau hidupku tinggal sebentar lagi. Oleh karena itu, aku berharap kamu harus tetap kuat, ga boleh putus asa, karena jodoh, rezeki, umur, itu urusan Tuhan. Yang terpenting sekarang kamu lakukan hal-hal positif yang berguna ya. Oh iya, titip salam juga buat Nana, aku juga minta maaf sama dia karena ga bisa nemanin dia saat nyemangatin kamu.
Semoga  penyakitmu cepat sembuh ya, Bin.
Salam hangat,
KEVIN SEPTIAN
Air mataku menetes deras, sosok Kevin telah menjadi seorang motivator ku untuk menghadapi penyakit ini, dia telah mengajariku arti kehidupan, supaya tidak disia-siakan, arti pentingnya setiap detik hidup agar dimanfaatkan sebaik mungkin. Terima kasih Kevin, semoga kamu tenang disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar